Breaking News

Mantan Santri Bongkar Praktik Penipuan di Padepokan Dimas Kanjeng, Mahar Puluhan Juta hingga Uang dan Emas Palsu 2025

Mantan Santri Bongkar Praktik Penipuan di Padepokan Dimas Kanjeng, Mahar Puluhan Juta hingga Uang dan Emas Palsu 2025


Probolinggo,"- Jatim.satusuara.co.id
Seorang mantan santri berinisial "I" membongkar praktik penipuan di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi (DK) yang terletak di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. "I" mengaku pernah menjadi bagian dari aktivitas padepokan tersebut selama hampir satu tahun sebelum akhirnya meninggalkan karena merasa telah ditipu.

Setelah DK divonis 18 tahun penjara pada 2017, ia kini telah bebas bersyarat menjelang Lebaran 2025. Namun, DK disebut langsung melakukan manuver dengan bertemu tokoh nasional, yakni Penasehat Khusus Presiden Bidang Urusan Pertahanan Nasional, Jenderal Purn. Dudung Abdurachman. Pertemuan tersebut dimanfaatkan oleh DK untuk menggiring opini seolah-olah pemerintah pusat mendukung kegiatan padepokan.

"I" menyebutkan bahwa dalam ritual-ritual yang ditampilkan DK, seperti mengeluarkan uang dari balik jubah hingga memperlihatkan emas Antam, semuanya diduga menggunakan uang dan emas palsu. "Saya mengalami sendiri, bahkan teman saya dari Sidoarjo sampai jatuh miskin karena terus-menerus menyetor mahar," ungkapnya.

Dalam keterangannya, "I" juga memberikan bukti berupa rekaman suara yang disebut berasal dari tokoh internal padepokan bernama "Eyang Sadeq". Dalam rekaman tersebut, disampaikan narasi yang semakin fantastis, mulai dari kedatangan Jenderal Dudung, rencana kedatangan Presiden RI, hingga perintah untuk mengumpulkan dana Rp5 miliar demi mendukung acara "mandi suci" di Pasir Putih.

Namun, ketika kabar ini dikonfirmasi kepada salah satu tangan kanan DK, berinisial YS, ia membantah seluruh tuduhan. YS menegaskan bahwa DK adalah sosok yang memiliki karomah dan mendapatkan mandat khusus dari Tuhan.

Fenomena Dimas Kanjeng sebelumnya telah menyita perhatian publik nasional karena praktik penggandaan uang yang berujung pada pidana penipuan dan pembunuhan. Kini, pasca-bebasnya DK, sinyal kebangkitan kembali aktivitas padepokan menjadi perhatian serius, terutama karena masih adanya pengikut fanatik dan potensi praktik manipulasi berkedok spiritualitas (red/Hn)
© Copyright 2022 - jatim.satusuara.co.id